Sepoi angin
mengibaskan helai paris berwarna merah marun yang menempel di kepala Zahwa,
terpejam matanya menikmati setiap hembus angin laut, menyusup ke pernafasannya.
Terlintas dalam benaknya kala itu ada seseorang yang berada di sampingnya untuk
menikmati sunset senja. Seseorang yg tak pernah bisa ia hilangkan dari hatinya,
Bara.
Cerita
pertemuannya dengan Bara berawal dari rutinitas mengantar adiknya ke sekolah.
Libur semester yang sebulan lamanya menjadikan Zahwa tak ada kegiatan selain
membantu ibu di rumah. Setiap pagi ia mengantar dan siangnya menjemput adiknya
ke sekolah. Pagi itu Zahwa ogah-ogahan mengantar adiknya, ia masih berbaring di
depan tv menikmati acara yang mungkin tak penting seperti infotaiment misalnya.
“Kak, buruan!! Setengah tujuh lebih nih”, teriak Zaira adik Zahwa.
“Iya ayook” sahut Zahwa sambil berlalu keluar rumah.
Dengan setengah hati ia melaju mengendarai sepeda motornya, menyusuri beberapa belokan dan sampailah ia di sekolah adiknya.
Banyak orang yang mengantar anak sekolah, beberapa orang ibu tengah melepas keberangkatan anaknya menuntut ilmu sambil berdadah-dadahria berasa sebulan lamanya anaknya baru kembali. Selain ibu, terlihat beberapa orang bapak yg menunjukkan kecintaannya terhadap keluarga sehingga pagi itu mereka sempatkan untuk mengantar anaknya ke sekolah. Sungguh pemandangan yg syahdu di pagi yang cerah. Soundtrack yg tepat ialah Sepanjang Jalan Kenangan.
Karena maju ia tak bisa maka mundurlah Zahwa tanpa menengok ke belakang terlebih dahulu dan “prakkk” terdengar suara bagian belakang motornya mengenai motor dibelakangnya. Zahwa menoleh dan sang pemilik motor malah tersenyum sambil berkata “ati-ati neng, liat-liat dong”, Zahwa nyengir tanpa dosa “sorry mas, maju gak bisa tuh” sambil menunjuk ke arah depannya yg beneran sempit ada motor bapak-bapak bertengger di sana. Mas-mas bermotor matic itu Cuma tersenyum. “Bisa mundur dikit mas, mau balik nih”, “balik kemana? Masih pagi juga” jawab masnya sambil menebar senyum. Zahwa mengernyitkan keningnya, tak habis pikir dengan apa yang dikatakan mas-mas itu, tak sampai di otaknya, masa iya mau nungguin anak sekolah sampai pulang, toh pagi itu dia belum mandi. Selepas itu ia pulang dan masih tak menyangka akan kejadian tadi.
“Kak, buruan!! Setengah tujuh lebih nih”, teriak Zaira adik Zahwa.
“Iya ayook” sahut Zahwa sambil berlalu keluar rumah.
Dengan setengah hati ia melaju mengendarai sepeda motornya, menyusuri beberapa belokan dan sampailah ia di sekolah adiknya.
Banyak orang yang mengantar anak sekolah, beberapa orang ibu tengah melepas keberangkatan anaknya menuntut ilmu sambil berdadah-dadahria berasa sebulan lamanya anaknya baru kembali. Selain ibu, terlihat beberapa orang bapak yg menunjukkan kecintaannya terhadap keluarga sehingga pagi itu mereka sempatkan untuk mengantar anaknya ke sekolah. Sungguh pemandangan yg syahdu di pagi yang cerah. Soundtrack yg tepat ialah Sepanjang Jalan Kenangan.
Karena maju ia tak bisa maka mundurlah Zahwa tanpa menengok ke belakang terlebih dahulu dan “prakkk” terdengar suara bagian belakang motornya mengenai motor dibelakangnya. Zahwa menoleh dan sang pemilik motor malah tersenyum sambil berkata “ati-ati neng, liat-liat dong”, Zahwa nyengir tanpa dosa “sorry mas, maju gak bisa tuh” sambil menunjuk ke arah depannya yg beneran sempit ada motor bapak-bapak bertengger di sana. Mas-mas bermotor matic itu Cuma tersenyum. “Bisa mundur dikit mas, mau balik nih”, “balik kemana? Masih pagi juga” jawab masnya sambil menebar senyum. Zahwa mengernyitkan keningnya, tak habis pikir dengan apa yang dikatakan mas-mas itu, tak sampai di otaknya, masa iya mau nungguin anak sekolah sampai pulang, toh pagi itu dia belum mandi. Selepas itu ia pulang dan masih tak menyangka akan kejadian tadi.
Esok harinya
bahkan bertemu lagi, lagi dan lagi hingga suatu malam ia mendapat pesan singkat
“Zahwa” cuma satu kata itu yang tertulis dan ia membalas “maaf siapa ya?”, “yg
ketemu tiap pagi” katanya. Masih tak habis pikir apa maksud dari mas-mas itu
sms dia. “siapa ya?” balas Zahwa, “Bara” balasnya. Dan Zahwa tak ingin
meneruskan percakapan dalam sms itu.
Karena setiap
pagi ketemu selama sebulan dan hampir tiap hari ngobrol lewat sms maka lama
kelamaan mereka mengenal satu sama lain. Hingga suatu saat Zahwa diajak keluar
oleh sahabatnya Omi, tanpa berfikir panjang Zahwa mengiyakan ajakan Omi,
melalui handphone mereka berbicara “Za, tar gw jemput jam 3 ya?” , “baik bgt lo
mo jemput gw” sahut Zahwa heran, “ya maksudnya bukan gw tp ntar ada lha yg
jemput lo, hihihi” kata Omi sambil ketawa ngledek. “Eh, yang bener aja lo Mi?
Gw ama siapa ntar?” penasaran Zahwa semakin meningkat, “tau beres aja deh lo,
bye....tut...tut...tut....” mendadak sang penelpon raib gitu aja tanpa babibu.
“sialan tu Omi, ngerjain gw kali ya” gerutu Zahwa. Walau masih mikir-mikir tar
pergi dijemput siapa ia mulai menyiapkan apa yang akan dipakainya ntar. Sambil
nyetrika ia pilih-pilih baju yang match ama semuanya. Dan tiba-tiba henfon
berdering lalu diraihnya “Hallo” Zahwa hanya menghallokan, “iya hallo, tar aku
jemput di mana?” tanpa ABCDEFG Bara nyeplos ke intinya. Jebrettt berasa
kesamber geledek, tau-tau ni orang main hantam aja. “E-iya-e” mendadak gagu or
gagap gak ada bedanya. “Hallo, sorry neng gak jelas, gimana?” Bara budek atau
memang pura-pura gak denger atas kegaguan Zahwa. “Iya, kampus tau kampus? Depan
gerbang aja gak usah masuk, jam 3 kan?” jawab Zahwa lancar yang udah
mengumpulkan segenap jiwa raga. “Oke-oke, sampe ketemu nanti yaa, bye” Bara
menutup telfonnya. Zahwa pengen loncat-loncat saat itu, bisa-bisa henfon yang
tadi udah ketelen kali yaa? mungkin soundtrack yg pas saat itu adalah lagunya
blink yang judulnya dag-dig-dug.
Waktu
menunjukkan pukul 02.50 pm Zahwa masih di depan kaca, semua udah siap tapi dia
belum PeDe buat keluar ia masih nanya ke temen asramanya yg kebetulan ada 4
orang di sana “eh, pantes gak sih pake ini” sambil memegang bajunya “ya ampun
Za, udah cantik bgt kali lo” sahut Endia sambil melepas roll rambut yang
menempel di poninya. “mau kemana sih? rapi bgt” celetuk Exa, “mau kondangan Xa,
ya kencan lah” jawab Endia sambil tertawa lebar. “Serius ini” Zahwa menatap Endia
srius tapi bingung. “Gak percaya lo udah cantik? Tanya sama itu anak dua noh,
ya kan Vira, Tera?” teriak Endia, namun dua manusia itu telah masuk dalam dunia
mimpi, mereka memang seperti anak kembar tapi beda, yang satu rada maaf
(langsing tanda kutip) dan satunya ya ideal lah, tapi mereka selau kompak dalam
segala hal terutama soal molor, yah pintar memanfaatkan waktu untuk memejamkan
mata, seperti saat ini. “Kamprettt tu orang pada molor aja” gerutu Endia sewot
sendiri, “udah cantik kok, yuk poto dulu yukk” Endia melanjutkan. 5 menit sesi
narsis selesai dan tepat pukul 03.00 pm Zahwa menerima sms dari Bara “aku udah
di depan gerbang samping”, “iya tunggu bentar” balas Zahwa. “Aduh, uda dijemput
nih, udahan ya potonya Endia syg” kata Zahwa sambil meringis setengah grogi,
“iya udah lha sana berangkat, oleh-olehnya jangan lupa yaa! Eh, mukanya biasa
aja jangan gitu” Endia gemes ngliat Zahwa keliatan grogi. “Aduh, dek-dekan tau,
yaudah ya aku berangkat. Assalamu’alaikum” Zahwa pamit sambil jalan keluar.
“Wa’alaikumsalam, ati-ati” sambil Endia melambaikan tangan.
Sampai di
dekat gerbang jantung Zahwa semakin tak beraturan, rasanya ingin mbalik aja ke
asrama. Bara telah menyambutnya dengan senyum lebar ala Bara seperti saat ia
bertemu pertama kali. Zahwa menjadi agak rileks, ia merasa lebih baik dari
detik sebelumnya. Dan soundtrack yang tepat saat itu adalah lagu dangdut yang
judulnya pertemuan. Singkat kata mereka sampai di sebuah tempat makan dan di
sana udah ada Omi sama pacarnya Rezky. “Za, baik-baik kan lo?” sambut Omi
sambil ngedipin mata ke Bara, tanpa ekspresi Bara ngloyor aja duduk deket
Rezky. Dengan muka bingung Zahwa jawab “emang kenapah?”, “ya kali aja lo
diculik ama si Bara, hahahaa” Omi ngeledek. “apah? Culik?” saut Rezky dengan
tampang heran, mereka bertiga menatap Bara. Tak mungkin Bara mikir ampe nyulik
orang segala, buat apa coba?. Lalu mereka bertiga ngakak berbarengan tanpa Bara
tau maksudnya dan Bara hanya nyengir kuda. Bara memang aneh bin nyleneh, tapi
di situlah letak ketertarikany Zahwa terhadapnya, Zahwa selelu penasaran akan
keanehan-keanehan Bara, rasa penasarannya berubah menjadi rasa yang lain.
Pertemuan
pertamanya diakhiri dengan makan eskrim berempat, dari situ Zahwa tau hal yang
paling tidak disukai Bara adalah eskrim dan coklat, namun karena Bara
menghargai Zahwa ia pun ikut menikmati sendok demis sendok eskrimnya. Setelah
mereka muter-muter gak jelas akhirnya Zahwa diantar pulang sampai depan asrama,
mereka sempat duduk-duduk agak lama di depan asrama Zahwa sebelum akhirnya
pamitan. Keakraban Zahwa mulai terasa dan otak jailnya gak bisa diam, Bara yang
nangkring diatas motornya dengan kedua kakinya diangkat ke bordes tak sadar
akan keberadaan sendalnya yang sebelah kiri telah berpindah tempat. Bara tak
menampakkan tampang panik sama sekali ketika menyadari sendalnya raib sebelah,
“ah apa artinya sendal sebelah, ni yang sebelah sekalian ambil, aku pulang
nyeker juga ga papa, masih banyak yang jualan” tanpa ambil pusing Bara berkata
demikian sambil memarkirkan motornya. Zahwa tertawa bahagia ketika kejailannya
tersadari oleh korbannya. “Kasihin Za, tar nangis Baranya loh” Rezky menasihati
Zahwa. Tak semudah itu membujuk Zahwa, musti dilobi pake eskrim biar dikasihin
sendalnya yang sebelah. Setelah negosiasi akhhirnya sendalpun dapat kembali ke
pemiliknya dengan jaminan eskrim di pertemuan yang akan datang. Otak kriminal
Zahwa memang selalu menghasilkan sesuatu, ini buktinya. Zahwa say good bye pada
Bara, Omi dan Rezky. Ia masuk ke asrama, mengetuk pintu kamar dan dibukakan
oleh Vira “Eh, ibu pulang, dapet apa buuu?” sambut Vira dengan ramah, ni anak
emang ramah banget, alussss kalo ngomong. “ibu, ibu, ibuuuuuuu” teriak Exa dan
Endia berbarengan, berasa anak 5 tahun yang seharian ditinggal ibunya, hebring
ketika melihat ibunya pulang. Yah, Zahwa mungkin memang paling dewasa diantara
mereka berlima sehingga mendapat pamggilan ibu. “haey anak-anak, kalian
baik-baik kan? Ini ibu dapet molen kesukaan kalian” kata Zahwa sambil
mengeluarkan isi tasnya. Sungguh keluarga yang bahagia.
BERSAMBUNG............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar